PENGARUH YOGA TERHADAP DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

Oleh: Meiningtyas Zakiya Nurussania

Remaja merupakan masa yang identik dengan pertumbuhan, perubahan, dan perkembangan secara biologis, terutama pada sistem reproduksi. Pada perempuan tanda keremajaan awal ditandai dengan remaja mulai mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan perdarahan secara berkala sebagai bagian dari perkembangan biologis reproduksi wanita normal yang terjadi selama siklus kehidupannya (Ernawati 2018).

Ketika seorang perempuan mengalami menstruasi, ada beberapa gangguan yang terjadi, salah satunya adalah nyeri ketika menstruasi atau bisa disebut dengan dismenore. Dismenore merupakan nyeri atau kram pada daerah perut dan/atau pinggang yang terjadi saat menstruasi. Nyeri ini berbeda setiap individu dari ringan hingga berat. Nyeri yang berat dapat berefek buruk hingga mengganggu aktivitas harian seorang wanita. Dismenore dapat berlangsung 2 hari atau lebih tergantung setiap individu dan dapat terjadi pada segala usia (Dewi, Wagiyo & Astuti 2015). Prevalensi kejadian dismenore di dunia cukup besar, rata-rata lebih dari 50% wanita di setiap negara mengalami dismenore (Nurwana, Sabilu & Fachlevy 2017). Di Indonesia, sebesar 64,25% perempuan pernah mengalami.dismenore (Ningsih, Setyowati & Rahmah 2013). Sementara pada remaja, prevalensi dismenore berkisar antara 43% hingga 93% yang mana sekitar 74-80% mengalami dismenore ringan (Nurwana, Sabilu & Fachlevy 2017).

Penanganan nyeri akibat dismenore dapat dilakukan dengan metode farmakologis dan non-farmakologis. Metode non-farmakologis yang dapat dilakukan meliputi teknik nafas dalam dan relaksasi, kompres hangat pada daerah perut, istirahat yang cukup, dan melakukan senam atau yoga. Yoga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat merilekskan otot-otot sehingga meningkatkan aliran darah dan dapat menurunkan intensitas nyeri (Dewi, Wagiyo & Astuti 2015). Oleh karena itu yoga dapat bermanfaat pagi perempuan yang mengalami dismenore terutama remaja karena dismenore dapat menggangu aktivitas pembelajaran dan penurunan konsentrasi. Essay ini akan membahas mengenai pengaruh yoga terhadap dismenore pada remaja, manfaat yoga terhadap tingkat dan durasi dismenore pada remaja dan saran frekuensi serta durasi yoga yang dapat dilakukan oleh remaja. Essay ini berisi mengenai argument yang akan membahas apakah yoga mempunyai pengaruh dalam menurunkan tingkat dan durasi dismenore pada remaja.

Yoga merupakan olahraga yang memberikan efek relaksasi pada tubuh. Melakukan yoga dapat menstimulasi pelepasan hormon endorphin yang dapat meningkatkan responsaraf parasimpatif sehingga meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah di seluruh tubuh termasuk uterus. Peningkatan pembuluh darah di sekitar uterus dapat mengurangi intensitas nyeri haid atau dismenore (Ernawati, Hartini.,& Idris, 2010). Yoga juga membuat tubuh menjadi rileks dan menstabilkan pernafasan sehingga dapat mengurangi stress, takut, dan rasa sakit (Ningrum, 2017). Oleh karena itu, yoga bermanfaat dalam mengurangi dismenore pada remaja putri sehingga tidak akan mengganggu aktivitas belajar dan konsentrasi.

Melakukan senam yoga dapat mengurangi intensitas nyeri haid pada remaja putri. Hal tersebut dibuktikan pada penelitian (Sari, Nasifah & Trisna 2018) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada intensitas nyeri haid remaja putri sebelum dan sesudah diberikan terapi yoga. Pada penelitian tersebut responden mengalami nyeri ringan dan sedang masing-masing 10 responden (36%) dan nyeri berat 8 responden (28%). Setelah diberi terapi yoga, responden paling banyak mengalami nyeri ringan sebanyak 18 responden (64%) dan paling sedikit sebanyak 2 responden (2%). Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian (Syah & Putri 2020) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi yoga terhadap nyeri dismenore pada santriwati Kelas X di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi dengan nilai p-value = 0,0005. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan senam yoga dapat mengurangi intensitas nyeri pada remaja putri.

Penerapan senam yoga selama menstruasi juga dapat mengurangi durasi nyeri. Pada penelitian (Sari, Nasifah & Trisna 2018) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada durasi nyeri haid remaja putri sebelum dan sesudah diberikan terapi yoga. Pada penelitian tersebut, responden paling banyak mengalami nyeri dengan durasi 0-1 hari dan paling sedikit dengan durasi >2-3 hari. Setelah diberi terapi yoga, sebagian besar responden mengalami nyeri dengan durasi 0-1 hari dan tidak ada yang mengalami nyeri dengan durasi >2-3 hari. Uraian tersebut menunjukkan bahwa senam yoga dapat mengurangi durasi dismenore pada remaja putri.

Latihan yoga merupakan olahraga yang mudah dan dapat dilakukan di rumah secara mandiri untuk mengurangi dismenore pada remaja putri. Latihan ini dapat dilakukan selama 30 menit per hari, dua kali seminggu, selama 12 minggu (Yonglitthipagon et al., 2017). Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada perubahan intensitas nyeri haid setelah 12 minggu melakukan terapi yoga. Oleh karena itu, latihan yoga ini dapat dijadikan alternatif terapi non-farmakologis dalam mengurangi dismenore pada remaja putri sehingga dismenore tidak akan mengganggu aktivitas belajar.

Melakukan senam yoga mempengaruhi intensitas dan durasi dismenore pada remaja putri. Senam yoga merupakan olahraga yang memberikan efek relaksasi dan menstimulasai hormon endorphin untuk menstabilkan pernafasan dan melebarkan pembuluh darah sehingga dapat mengurangi nyeri. Senam yoga merupakan olahraga yang cukup mudah dan dapat dilakukan secara mendiri di rumah. Frekuensi dan durasi waktu yang dibutuhkan cukup selama 60 menit seminggu selama 12 minggu. Melakukan senam yoga dapat menurunkan intensitas dan durasi dismenore pada remaja putri sehingga dismenore tidak akan mengganggu aktivitas belajar di sekolah dan di luar sekolah. Oleh karena itu, senam yoga dapat dijadikan alternatif terapi non-farmakologi untuk mengurangi nyeri pada remaja putri.


REFERENSI:

Dewi, A.M., Wagiyo & Astuti, R. 2015, ‘Pengaruh Gerakan Yoga Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore pada Siswi SMP Al-Fattah Semarang’, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).

Ernawati, H. 2018, ‘Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Daerah Pedesaan’, Indonesian Journal for Health Sciences, vol. 02, no. 01, pp. 58–64.

Ernawati, Hartini, T.,& Idris, H. 2010, ‘Terapi Relaksasi terhadap Nyeri Dismenore pada Mahasiswi Universitas Muhannadiyah Semarang’, Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, 106-113., http://jurnal.unimus.ac.id/index. php/psn12012010/article/view/ 54/28.

Ningrum, N. P. 2017, ‘Efektifitas Senam Dismenore Dan Yoga Untuk Mengurangi Dismenore’. Global Health Science, 2(4), 325–331. https://doi.org/10.1177/0883073818776 157

Ningsih, R., Setyowati & Rahmah, H. 2013, ‘Efektivitas Paket Pereda Nyeri pada Remaja dengan Dismenore’, Jurnal Keperawatan Indonesia, vol. 16, no. 2, pp. 67–76.

Nurwana, Sabilu, Y. & Fachlevy, A.F. 2017, ‘Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di SMA Negeri 8 Kendari tahun 2016’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, vol. 2, no. 6.

Sari, K., Nasifah, I. & Trisna, A. 2018, ‘Pengaruh Senam Yoga Terhadap Nyeri Haid Remaja Putri’, Jurnal Kebidanan, vol. 10, no. 02, pp. 103–205.

Syah, I. & Putri, R.Z. 2020, ‘Latihan Yoga Menurunkan Nyeri Dismenore pada Santriwati Aliyah Kelas 10 di Pondok Pesantren’, Jurnal Kesehatan Mercusuar, vol. 3, no. 2.

Yonglitthipagon, P., Muansiangsai, S., Wongkhumngern, W., Donpunha, W., Chanavirut, R., Siritaratiwat, W., Mato, L., Eungpinichpong, W., & Janyacharoen, T. (2017). Effect of yoga on the menstrual pain, physical fitness, and quality of life of young women with primary dysmenorrhea. Journal of Bodywork and Movement Therapies, 21(4), 840–846. https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2017.01. 014

Comments