Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Premature

 

Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plsenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2008). Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi premature.

Persalinan memiliki beberapa jenis, salah satunya berdasarkan lama waktu kehamilan. Persalinan menurut lama waktu kehamilan  dibagi menjadi 2, persalinan normal dan persalinan premature. Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi ketika kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan waktu proses persalinan tidak lebih dari 24 jam. Persalinan premature adalah persalinan yang terjadi ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu dengan berat badan janin kurang dari 2500 gram.

Pada persalinan premature sangat penting untuk ibu menyusui bayinya secara ekslusif. Menyusui eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lainnya. Hal ini dikarenakan bayi prematur rentan terserang infeksi sehingga ASI yang mengandung karbohidrat, protein, dan antibodi dapat menguatkan sistem imun tubuh bayi prematur. Akibat yang terjadi jika bayi premature tidak mendapat asi ekslusif maka bayi prematur berisiko mengalami kekurangan gizi. Kekurangan gizi ini diantaranya disebabkan oleh meningkatnya kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan metabolisme yang tinggi, cadangan yang tidak cukup, sistem fisiologi tubuh yang belum sempurna, atau karena bayi dalam keadaan sakit.

Pencukupan gizi antara lain dengan menggunakan ASI (Air Susu Ibu), ASI Donor, ASI Fortifikasi, Susu Formula Bayi Prematur, Perlakuan PIOMI dan Penanganan Suhu Susu Bagi Bayi Prematur. Pada umumnya, fortifikasi dilakukan untuk mencukupi kebutuhan gizi yang belum terpenuhi atau kurang terpenuhi. Penanganan khusus bayi prematur dilakukan untuk mencegah kegagalan dalam metabolisme dan pelepasan insulin yang mempengaruhi kesehatan bayi prematur. Bayi prematur rentan terkena diabetes sebagai akibat kurang berfungsi dengan baik dari sistem metabolisme. Pemberian protein sesuai usia lahir bayi prematur dan kebutuhan dapat meningkatkan tumbuh kembang anak pada jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang. Selain itu, PIOMI (Preterm Infant Oral Motor Intervention) dapat digunakan sebagai metode pendamping karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan gerak oral motorik pada bayi prematur sehingga mempercepat bayi menerima makan mandiri.

Pemberian ASI pada bayi premature memiliki beberapa cara, bayi premature rata-rata mengalami inkoordinasi refleks menghisap, menelan, sehingga pemberian ASI nya pun berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan. Salah satu caranya dengan menggunakan pipa orogastrik, ASI ibu diperah lalu menggunakan pipa orogastrik untuk diberikan pada bayi.

Perawat profesional khususnya perawat anak mempunyai peran dan tanggung jawab untuk memberikan perawatan yang berkualitas tinggi bukan hanya kepada setiap bayi prematur tetapi juga pada orangtua dengan krisis psikologis tersebut.

Peran perawat dalam hal ini sangat dibutuhkan, perawat sebagai edukator, konselor dan pendamping ibu. Perawat memberi edukasi kepada ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk bayi premature. ASI ekslusif mampu memenuhi gizi dan nutrisi yang harus di penuhi bayi premature. Perawat bisa memberi edukasi pada ibu dengan cara pemberian penyuluhan kesehatan dan cara bagaimana memberi ASI kepada bayi premature karena bayi premature memiliki daya hisap lemah.

Peran perawat sebagai konselor memiliki tujuan membantu ibu dalam pemberian pemilihan metode pemberian ASI. Peran perawat sebagai pendamping adalah mendampingi ibu selama pemberian ASI serta monitoring kondisi bayi selama pemberian ASI. Kesimpulan Penulisan essay ini digunakan untuk membantu pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif untuk bayi premature, serta membantu perawat mengetahui peran dalam menangani pemberian ASI ekslusif bayi premature.


Fatimah, O.Z.S., Damayanti, D.S. and Hendriani, N., 2020. Penerapan Asi Eksklusif Pada Ibu Yang Melahirkan Bayi Prematur di Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(2), pp.128-141.

 

Mayasari, B., Idayanti, T., Arismawati, D. F. and Wardani, R. A. (2018) “Hubungan Persalinan Prematur Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Ruang Bersalin Rsu Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto”, Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, 7(1), pp. 42-50. doi: 10.36720/nhjk.v7i1.32

 

Sulfianti, S., Indryani, I., Purba, D.H., Sitorus, S., Yuliani, M., Haslan, H., Ismawati, I., Sari, M.H.N., Pulungan, P.W., Wahyuni, W. and Hutabarat, J., 2020. Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis.

 

Yugistyowati, A., 2022. Teori dan Intervensi Perawatan Bayi Prematur di Ruang Rawat Intensif. Penerbit NEM.

Comments